Ini Cara Kementerian Atasi Naiknya Permintaan Jahe
Jakarta - Kasubdit Tanaman Obat Ditjen Hortikultura Kementan Wiwi Sutiwi mengatakan konsumsi rempah seperti jahe, temulawak dan kunyit tahun ini cenderung meningkat. Sebab banyak masyarakat yang mulai sadar akan pentingnya kebugaran tubuh melalui konsumsi produk pertanian.
"Terutama setelah adanya kasus penularan Covid 19 yang membuat masyarakat menyadari pentingnya produk pertanian untuk kesehatan. Bahkan akhir-akhir ini konsumsi jahe dan rempah cenderung meningkat tajam," ujar Wiwi dalam keterangan tertulis, Sabtu (21/3/2020).
Berkaitan dengan ini, kata Wiwi, pemerintah akan mengimbangi peningkatan tersebut dengan pengembangan kawasan tanaman rempah dan obat di sejumlah wilayah seperti Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.
"Untuk mengimbangi angka konsumsi, kita akan mengembangkan kawasan jahe, merah, jahe gajah, jahe emprit dan rempah lainya di sejumlah daerah. Produksi rempah harus meningkat dari angka tahun 2019 yang hanya 173.888 ton," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) Kementerian Pertanian Evi Savitri Iriani menyampaikan tanaman jahe, kunyit dan temulawak adalah tanaman rempah yang mengandung partikel kekebalan tubuh. Menurut dia, baik temulawak maupun jahe mengandung senyawa kurkumin dan gingerol yang sangat aman dikonsumsi masyarakat.
"Herbal khususnya kunyit dan temulawak mengandung kurkumin. Sementara jahe mengandung gingerol yang bisa meningkatkan daya tahan tubuh bila diminum secara rutin," ujar Evi.
Kendati demikian, kata Evi, masyarakat sebaiknya mampu membedakan antara produk obat dan tanaman rempah. Produk obat, adalah tanaman yang sudah diolah menjadi ramuan dan obat di Kementerian Kesehatan. Sedangkan rempah adalah jenis tanaman yang bisa membantu meningkatkan daya tahan tubuh.
"Kalau di kita (Kementan) belum bisa sampai ke produksi obat karena kita tidak punya wewenang untuk uji klinis yang harus dilakukan dokter," terangnya.
Untuk meningkatkan kebugaran tubuh, lanjut Evi, masyarakat dianjurkan meminum ramuan rempah dan serbuk olahan ini sekali dalam sehari. Pola hidup sehat tersebut bisa dilakukan dengan cara sederhana, yakni merebus bahan rempah dengan air mendidih.
"Atau bisa juga menggeprek bahan rempah lalu menyiramnya dengan air panas. Bisa juga minum yang instan walaupun biasanya sudah ada gulanya, jadi jangan kebanyakan karena nanti malah kadar gula meningkat. Kalau yang sudah berupa kapsul ikuti saja aturan pakai di kemasan," ungkapnya.
Sejauh ini Evi menilai Balittro sudah menghasilkan beberapa varietas rempah unggul serta menyediakan benih dan budidaya untuk kebutuhan tanaman rempah dan obat.
"Kita sudah menghasilkan varietas jahe merah, jahe emprit, kunyit, temulawak, kencur, pala, lada, cengkeh dan kayumanis," pungkasnya.
Sumber: Detik.com