Jakarta - Bulan Ramadhan tahun ini sangat berbeda dari
tahun-tahun sebelumnya. Jika biasanya restoran jadi tempat paling banyak diburu
saat waktu buka puasa, tahun ini restoran tampak sepi bahkan tutup karena ada
pandemi virus Corona (COVID-19).
Wakil Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI)
Bidang Restoran, Emil Arifin mengatakan sudah ada 8.000-an restoran di seluruh
pulau Jawa yang berada di mal tutup karena pusat-pusat perbelanjaan tempat
mereka berjualan berhenti beroperasi.
"(Hotel yang tutup) diperkirakan 8.000-an. Itu
hitungannya dari mal yang tutup tuh 77 (di Jakarta). Di dalam mal tuh kira-kira
ada 30-an restoran, belum lagi ada yang stand alone tuh di luar, yang di DKI
saja ada 4.700 (restoran). Jadi lebih dari 8.000, itu di Jawa ya," kata
Emil kepada detikcom, Jumat (15/5/2020).
Agar bisnis bisa bertahan hidup, Emil bilang, rata-rata
penjualan beralih ke online. Mau tidak mau ada yang harus merubah menunya
karena menu tersebut dinilai tidak cocok jika didiamkan terlalu lama.
"Supaya lebih bisa diterima karena nggak semua makanan
bisa dikirim online. Kayak makanan Jepang itu kan memang enaknya dimakan pas
panas, jadi ada waktunya. Jadi bentuknya sekarang frozen dibawa ke rumah,
sampai rumah dipanasin. Jadi pada merubah strategi menu sama cara-cara
menyajikannya," jelasnya.
Untuk mencoba menarik pembeli, pihak restoran juga tidak
jarang menjual voucher dengan harga diskon. Meskipun cara tersebut dinilai
tidak dapat menutupi pendapatan yang hilang selama ini.
"Nggak terlalu efektif juga karena banyak
persaingannya, mulai dari ibu-ibu rumah tangga yang bikin juga sendiri. Jadi impact-nya
nggak terlalu banyak daripada buka langsung," imbuhnya.
Sumber: Detik.com