Ketua KONI Kota Pekanbaru, Anis Murzil mengaku pihaknya
menyayangkan pencoretan 2 atlet anggar Pekanbaru dari tim PON XX oleh Pengprov
Ikatan Anggar Seluruh Indonesia (IKASI) Riau tersebut.
"Kita akan mempertanyakan secara resmi terkait hal
tersebut ke KONI Riau sebagai induk cabang olahraga. Rencananya kita gelar
pertemuan Senin (29/6/2020)," ujar Anis, Sabtu (27/6/2020), mengutip Cakaplah.com
Dikatakan Anis, pihaknya ingin membela atlet Kota Pekanbaru
yang dicoret dari daftar atlet PON. Dua atlet yang dicoret itu ialah Kevin
Fadilah di nomor floret putra dan Silvia Andini di nomor degen putri.
"Untuk anggar tentunya kita berkeinginan membela atlet
Kota Pekanbaru menurut hasil kualifikasi Pra PON. Di mana masing-masing atlet
kita masuk ke dalam kelompok beregu floret putra dan degen putri,"
Cakapnya.
Dikatakan Anis, berdasarkan keterangan Pengprov IKASI
Provinsi Riau, dua atlet itu dicoret berdasarkan hasil Rapat Kerja (Raker)
beberapa waktu lalu. Sementara dari pihak Kota Pekanbaru menjelaskan bahwa ada
kesepakatan untuk memilih atlet yang mengikuti PON berdasarkan rangking atlet
di Pra PON tahun lalu.
"Selain keterangan itu, kita juga mempelajari
dokumen-dokumen hasil dari kualifikasi Pra PON. Dari sini sebenarnya kita sudah
punya kesimpulan," terangnya.
Ia mengatakan, kesimpulan ini nantinya juga akan disampaikan
kepada KONI Provinsi Riau. Namun, ia menegaskan sebelumnya pihaknya juga akan
mendengarkan pertimbangan dari KONI Riau.
"Apapun pun pertimbangan dari KONI Riau nanti, tentu
kita sikapi dari kesimpulan itu," tukasnya.
Sebagai informasi, 2 atlet anggar Pekanbaru berhasil meraih
tiket bertanding di ajang PON XX Papua tahun 2021 mendatang berdasarkan hasil
Pra PON 2019. Dua atlet anggar tersebut adalah Kevin Fadilah yang menempati
peringkat 2 di nomor floret putra dan Silvia Andini di peringkat 3 nomor degen
putri.
Namun, hasil raker Pengprov IKASI Riau, 8 Maret 2020,
menetapkan kuota 15 atlet inti anggar Riau dari total 20 atlet yang lolos ke
PON XX.
Imbasnya, 2 atlet anggar Pekanbaru dicoret dari skuad inti
anggar Riau, yang kemudian menuai protes dari anggar Kota Pekanbaru karena
menilai alasan pencoretan tidak masuk akal.