Foto: Para petani di pinggir hutan desa di Blora tuntut transparansi bansos Corona (Febrian Chandra/detikcom) |
Blora - Para petani di pinggir hutan Desa Kalisari,
Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora
menggeruduk balai desa setempat. Mereka protes terkait penyaluran bantuan
langsung tunai (BLT) dana desa pandemi virus Corona atau
COVID-19.
Para warga ini ramai-ramai berangkat dari dusun mereka
menggunakan truk dan motor. Mereka lalu berkumpul di depan tempat penimbunan
kayu (TPK) Kalisari.
Dari titik kumpul ini mereka berbondong-bondong berjalan
menuju ke balai desa yang berjarak sekitar 500 meter. Sambil berjalan warga
membentangkan spanduk bertuliskan 'Rakyat Bersatu Kawal Penyaluran Bantuan
Penanggulangan COVID-19'.
Salah seorang warga Desa Kalisari, Puji Utomo menyebut
penyaluran BLT di lingkungannya dirasa tidak transparan. Dia menyebut bantuan
yang bersumber dari dana desa (DD) kuota jumlah penerimanya diduga dipangkas.
"Awalnya ada 166 kepala keluarga penerima BLT DD, namun
oleh kepala desa hanya direalisasikan sebanyak 105 KK. Lha sisanya ke mana?
Padahal kami warga sudah kepayahan ekonomi di masa pandemi ini," kata Puji
kepada detikcom, Selasa (2/6/2020).
Hal senada juga disampaikan Agus Jumantoro, salah satu
pendamping aksi dari Gerakan Masyarakat Mengguat (Geram). Agus menyebut
pemangkasan jumlah penerima bantuan tidak sesuai dengan Permendes PDTT No 6
tahun 2020 tentang prioritas penggunaan dana desa 2020.
"Di tengah bencana COVID-19, jangan sampai oknum
melakukan penyelewengan dan penyalahgunaan wewenang. Apapun itu, warga harus
mendapat prioritas BST," terangnya.
Terpisah, Kepala Desa Kalisari Supriyono menjelaskan
pemangkasan bansos Corona ini dilakukan setelah melakukan kroscek data
warganya. Sebab, ditemukan dobel nama warga yang menerima BST maupun BLT
Corona.
"Saya minta maaf ke warga atas kelalaian ini. Segera
akan kami data warga yang belum mendapat bantuan," katanya.
Terkait ini, Koordinator Geram Eko Arifianto mengusulkan
agar Supriyono menempelkan nama-nama warga penerima bantuan di balai desa untuk
transparansi.
"Besok tolong ditempel nama-nama warga yang mendapat
bantuan di balai desa ini. Agar warga juga dapat memantau apabila terdapat nama
ganda penerima BLT ataupun BST, " jelas Eko.
Sumber: Detik.com