Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia periode
Januari-Juni 2020 sebesar US$ 76,41 miliar. Angka ini turun 5,49% dibandingkan
periode yang sama tahun sebelumnya.
Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan golongan barang yang
paling banyak hingga Juni 2020 diekspor adalah lemak dan minyak hewan sebesar
US$ 8,94 miliar, besi dan baja US$ 4,55 miliar, mesin dan perlengkapan elektrik
US$ 4,16 miliar.
"Karet dan barang dari karet US$ 2,55 miliar, mesin dan
peralatan mekanis US$ 2,41 miliar, pulp dari kayu US$ 1,23 miliar," jelas
dia dalam konferensi pers, Rabu (15/7/2020).
Kemudian ekspor
bijih, kerak dan abu logam US$ 929,6 juta, bahan kimia organik US$ 412,1 juta,
pupuk US$ 362,3 juta serta biji dan buah mengandung minyak US$ 135,2 juta.
Suhariyanto menjelaskan namun ekspor Indonesia pada periode
Juni 2020 tercatat mengalami peningkatan menjadi US$ 12,03 miliar naik 15,09%
dibandingkan periode Mei 2020 sebesar US$ 10,45 miliar.
Dia menjelaskan dari sisi volume ekspor Indonesia pada Juni
2020 naik 9,97% hal ini karena kenaikan volume ekspor nonmigas sebesar 9,9% dan
migas 11,38%.
Suhariyanto mengungkapkan peningkatan ekspor non migas
terbesar pada Juni 2020 terjadi pada mesin dan perlengkapan elektrik sebesar
US$ 197,2 juta. "Angka ini naik 39,39% dibandingkan dengan nilai ekspor
pada Mei 2020 yang mencapai US$ 500,9 juta," kata Suhariyanto.
Kemudian nilai ekspor
terbesar pada periode Juni 2020, dibandingkan dengan Mei 2020 antara lain India
atau naik US$ 307,6 juta, Amerika Serikat US$ 278,4 juta, Tiongkok US$ 217,7
juta, Jepang US$ 163 juta, dan Singapura US$ 137,3 juta.