Jakarta - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menilai peningkatan
peringkat Indonesia yang baru saja dikeluarkan oleh Bank Dunia (World Bank)
dari negara berpenghasilan menengah bawah menjadi berpenghasilan menengah atas,
akan semakin meningkatkan kepercayaan investor. Hal ini juga menunjukan peluang
Indonesia untuk mendongkrak daya saing global ke kancah yang lebih tinggi.
Saat menerima pengurus DPP Mahasiswa Pancasila (Mapancas) di
Ruang Kerja Ketua DPR RI, dirinya memaparkan pada pertemuan World Economic
Forum 5 tahun yang lalu, berbagai lembaga ekonomi internasional seperti
Standard Chartered Bank dan Goldman Sach telah memperkirakan potensi Indonesia
untuk naik kelas menjadi negara urutan ke-7 atau ke-8 ekonomi dunia di tahun
2020, setelah China, Amerika Serikat, India, Brazil, Meksiko, dan Rusia.
"Salah satu faktornya adalah geliat ekonomi digital
yang semakin menggila di Indonesia. Hal ini tentu tak lepas dari faktor kaum
muda yang melek teknologi informasi dan digitalisasi," ungkap Bamsoet,
Selasa (21/7/2020), dikutip dari Detik.com.
Lebih lanjut, Mantan Ketua DPR RI ini memaparkan hasil riset
manajemen konten HootSuite dan agensi pemasaran We Are Social dalam laporan
Digital 2019, orang Indonesia telah menghabiskan sekitar US$ 20,3 miliar untuk
belanja online, angka tersebut meningkat menjadi sekitar US$ 32 miliar dalam
riset terbaru digital 2020. Menariknya, baik dalam riset tahun 2019 maupun
2020, pengeluaran terbesar justru dari belanja online tersebut terdapat pada
sektor travel, termasuk pemesanan hotel dan tiket perjalanan. Yakni sebesar US$
9,376 miliar menjadi US$ 13,06 miliar.
"Mengingat pandemi COVID-19 menerjang, mungkin dalam
laporan selanjutnya di digital 2021, pengeluaran untuk sektor perjalanan akan
menurun, namun tak menurunkan geliat ekonomi digital. Karena kemungkinan besar,
pandemi COVID-19 justru akan menaikan usaha digital di sektor makanan, pakaian,
dan kebutuhan rumah tangga lainnya," imbuhnya.
Dari hasil riset Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini
mendorong kalangan muda, bahkan yang masih berstatus mahasiswa untuk melihatnya
dari perspektif yang berbeda. Misalnya dari segi bisnis, riset tersebut
menunjukan peluang usaha yang terintegrasi secara digital akan semakin
digandrungi, peluang pengembangannya pun terbuka lebar.
"Agar Indonesia bisa mandiri secara ekonomi, dibutuhkan
peran kaum muda untuk terjun dalam berbagai bisnis. Sehingga bangsa Indonesia
tak hanya sekedar menjadi bangsa konsumen, namun bisa menjadi bangsa
produsen," tuturnya.
"Dengan adanya digitalisasi ekonomi, peluang ekspor pun
terbuka. Sehingga bukan lagi menjadi alasan bagi kaum muda untuk sulit
berusaha. Di mana ada kemauan, di situ pasti ada jalan," pungkasnya.